Monday, December 3, 2007

berhentilah merindukanku

Scene #1
”Sakii...tt, Saki...t banget!” Begitu komentar seorang teman ketika rasa kangennya dipertanyakan.

Kangen itu rasanya seperti apa ya? Rasa pengen ketemu? Ato mendengar suaranya? Ato melihat wajahnya? Ato menikmati wangi tubuhnya? Ato..?
Kangen itu ada berapa level ya? Bisakah disamakan dengan bahasa: Fair-Good-Well?
Kangen itu tanda sayang kah? Kalo ya, bisakah ”Aku kangen sekolah lagi?” berarti ”Aku sayang sekolah?”
Kangen itu bisa bikin pipi memerah dan heart beating faster. Benarkah? Kalo ya, kangen itu passion. Begitukah?

Scene #2
”Aku kangen kamu. Gitu aja kok repot!”
Ya repot, wong kangennya salah alamat. Itu jenis yang sakiiii...t dan menyakitkan...!

aku kan menjadi malam-malammu
kan menjadi mimpi-mimpimu
dan selimuti hatimu yang beku

aku kan menjadi bintang-bintangmu
kan s’lalu menyinarimu
dan menghapus rasa rindumu yang pilu

aku bisa untuk menjadi apa yang kau minta
untuk menjadi apa yang kau impikan
tapi ku tak bisa menjadi dirinya

aku kan menjadi embun pagimu
yang kan menyejukkan jiwamu
dan kan membasuh hatimu yang layu

tinggalkan sejenak lalumu
beri sedikit waktu
kepadaku tuk meyakinkanmu

aku kan menjadi malam-malammu
kan menjadi mimpi-mimpimu
dan selimuti hatimu, selimuti hatimu
selimuti hatimu (selimut hati, dewa 19)


Jadi, berhentilah kangen padaku (jika kangennya tak seperti kangen yang kumau..)
:D

1 comment:

Anonymous said...

seharusnya aku dapat royalti buat setiap kata2ku yg kau kutip.