Tuesday, February 5, 2008

akhir episode kita

Hai, hai, hai….pa kabar? Ade’ sedang kena kangen yang tidak biasa, nih. Makanya nulis surat, hehehe. Kalo lewat sms, itu sih kangen yang biasa. Hihihi…ade’ jadi inget, waktu mas nembak dulu. Surat bersampul biru…ehm..ehm..suit-suit deh pokoknya. Hahahaha. Becanda mas, Ade’ suka kok. Masih disimpan rapi. Hapal malah! :D

Mas, duh…tau ga, kelamaan di sini membuat ade’ susah ngomong Mas…hihihi..lucu kali ya, kalo ade’ manggil mas dengan Aa, hehehe, Aa Pram…hmm…ga pantes ah! Enakan mas Pram! :D

Mas, masih inget dengan rumah mungil yang dulu kita impikan? Kemaren ade’ nemu! Duh, cantiknya… Mas mesti liat deh! Jadi ya Mas, itu rumah: mungil, halamannya tidak terlalu luas tapi cukup untuk kamu berkebun bunga (hm..aku kangen bau keringatmu ketika berkebun Mas :D ), mbakar sate, dan… bermain dengan dua (calon) peri kita (nanti)..

Oh ya, kamu dapat salam dari teman-temanku. Mereka penasaran. Kata mereka, “Kayak apa orang yang sudah bisa bikin kamu kangen gila kayak gini?” Yang paling parah si Dhea, dia sampe ngacak2 tasku, ngecek makan-minumku, “Jangan-jangan Lu dipelet?”
Hahaha…

Satu lagi! Ade’ dapat buku bagus. Nti, ade kasih liat. Ini hasilnya:

ketika kamu melangkah pergi
ketika itu pula kangenku menghentak
tak berhenti
yang tertinggal hanya..
senyummu yang abadi..


gimana??? (blushing mode on)

Mas, aku K.A.N.G.E.N,


Ade’
(Milikmu, Selalu :D )



[surat khayalanku: untukku darimu, dari seberang sana. Tergenggam erat di tanganku. Lekat, selekat pandanganmu ketika mengirim undangan pernikahanmu, dengannya….]

Monday, February 4, 2008

tanpamu (lagi)

perihnya hati ketika menyadari di tarikan napas yang kesekian ini kamu kembali tiada di sampingku

Friday, February 1, 2008

kangen 'kan membawamu pulang kembali

pergilah, sejauh yang kau ingin
I’ll be all right kok
karena hatimu aman di sini
di hatiku

pergilah..
pintaku, berhati-hati lah
hujan di luar deras sekali

pergilah, ke tempat yang kau ingin
aku baik-baik saja kok
karena rumahmu di sini..

pergilah bersama bayu pagi, sejauh mentari menyinari
di sini, aku dan embun menunggumu..

pergilah, sejauh yang kau ingin
dan biarkanlah kangen ini yang akan membawamu pulang kembali