Wednesday, June 27, 2007

teman baru

tambalan gigi dan kacamata silindris. dua teman baru (dua minggu) ku..

Tuesday, June 26, 2007

banyak nyamuk, euy!

banyak nyamuk, euy!
pasti lah, ini kan malam hari, what do you expect from the dark?
perempuan lah, pastinya! :D

banyak nyamuk, euy!
kamu ih, pas lagi susah aja, keingetan. Njengkelin tau!
hehehe, it’s just a part of corat-coret in my blog

banyak nyamuk, euy!
makanya, mandi. Bau tau!
kok tau kalo belum mandi. Kecium ya? :D
tapi, eh, kok, jadi ngomongin bau, bukannya banyak nyamuk?

banyak nyamuk di rumahku
gara-gara aku
malas bersih-bersih

(kalo yang ini lirik lagunya Enno Lerian, waktu masih imut-imut)

nyamuk..nyamuk.., sudah ya maen-maennya
bobo’ yukz..!

Thursday, June 21, 2007

tak pernah berhenti melukai..

untuk kesekian kalinya aku disuguhi adegan yang membuatku malas untuk tidak bergerak mundur, menjauh!
ah, dunia memang mengkhawatirkan, terlebih perilaku manusianya!

lelaki muda dan kunang-kunang

untuk perempuan di ujung malam, semoga kau tak lupa malam ketika gelap menyergap. Malam ketika lampu teras itu padam.
Btw, many thanks untuk mimpi-mimpi itu!
------

Lelaki muda
Listrik padam! Ini berarti udah yang ketiga kalinya, berturut-turut, di jam yang sama, 23.00-an. Damn! PLN emang kampret. Ga tau apa kalo aku sedang "sibuk". "Geus wae lah. Lagian, udah lama pula aku ga nikmatin malam," pikirku sambil bergerak ke teras.

Gelap dan sunyi, tapi rasanya damai. "Ah, sepertinya alam memang sudah tercerabut dari keseharianku," renungku sambil menyalakan rokok.
Hei..! Ada kunang-kunang. Kuning. Cantik sekali. Dia berhenti tepat di depanku. Mengerjap indah. Kumatikan rokokku agar bisa kunikmati keindahannya, seutuhnya.

Byar..! "Yach, listrik nyala!" sungutku. Aku yang masih menikmati gelap sukar menerimanya. Kusaruk langkahku ke kamar. Kumatikan lampu, kunyalakan kembali komputer. Kuputar sebuah lagu:

saat saat seperti ini
pintu tlah terkunci lampu tlah mati
kuingin pulang tuk segera berjumpa denganmu
.....
sesaat mata terpejam tirai imaji membuka
semakin kuterlelap semakin jelas sangat senyuman
tak ingin terjaga sampai aku pulang
sesaat mata terpejam bintang-bintang menari indah
iringi langkahmu rangkai mimpi yang semakin dalam
tak ingin terjaga sampai aku pulang (Ingin Pulang;SO7)

Kukirim sms ke perempuanku, "Makasih ya udah ngirim peri malam untukku. Luv U". Taksampai terlelap, kuterima reply-nya, "Luv U too. Nite"
Kudekap HP, seakan dia adalah perempuanku. Aku tidur.

Kunang-kunang
Kuputari sekali lagi rumah di sudut kompleks itu, B3/34B. "Hm, bener, ga salah ini rumahnya," pikirku senang sambil masuk ke pekarangannya, beristirahat sebentar di daun jendela. "Duh, susah banget sih nyari rumah ini!" keluhku sambil mengusap sayap yang basah karena keringat.

Kuhela napas sebentar. Mengendurkan saraf. Maklumlah, meski bisa terbang cepat. Akan tetapi jarak lintas kota, yang baru saja kulalui ini, tetap saja terasa melelahkan. Tiba-tiba aku teringat embun. Teman mainku. Bermain dengannya selalu bisa menghilangkan kepenatan.
"Embun, dimana kamu. Aku rindu. Bolehkah aku bermain denganmu?" panggilku lirih, takut mengganggu cicak yang sedang terlelap di balik batu-batu kecil pekarangan rumah.
"Aku di sini!" dari arah pohon daun mangga kecil, kudengar jawabnya.
"Baiklah, tunggu ya!" jawabku sambil terbang, pelan, ke arahnya. Belum sampai, aku melihat sosok lelaki muda. Sendirian di kegelapan malam. "Ooh, jangan2 ini lelaki yang harus kutemui, kuhibur dalam mimpi," pikirku sambil terbang mendekatinya. "Cihuy!" seruku senang, setelah memastikan, aku tidak salah orang. "Embun, tunggu sebentar ya. Aku harus menemani lelaki muda ini dulu," ujarku sambil bersiap terbang ke pundaknya, setelah sebelumnya melihat ke arah embun yang terlihat sudah mulai bermain-main di ujung dedaunan.

Belum sempat aku hinggap di pundaknya ketika tiba-tiba pekarangan itu menjadi terang benderang. "Duh silau! Hoi matikan lampunya!" teriakku jengkel. Aku memang benci terang. Terang membuatku seakan telanjang. Terang pula yang membuatku seolah tidak cantik lagi. Segera, aku terbang secepatnya. Teriakan embun tak kupedulikan. Di balik tumpukan batu di sudut pekarangan, aku berlindung.

Hanya sesaat, ketika kemudian kulihat lelaki muda itu menyaruk langkah menuju kamar depan. Sebentar lampu kamar mati. Sayup-sayup terdengar sebuah lagu

kuingin kau tau
kubergetar merindukanmu
hingga pagi menjelang (S07)


Tak menunggu lama aku terbang ke jendela, "Yeah, aku bisa menyelesaikan tugasku sekarang". Dari arah jendela, kulihat lelaki muda itu. Tidur mengulum senyum. Didekapnya Hp dengan erat. Rasa penasaran menggerakkan sayapku, mengintip layar HP, "Luv U too. Nite." Tak menunggu lama, kukepakkan sayapku kembali. Terbang melalui jendela yang terbuka, "Hmm, sepertinya tugasku sudah selesai malam ini. Embun tungguin aku ya!"

note: geus wae lah = ya sudahlah, aku keluar

Friday, June 15, 2007

.. kelelahan

seperti ada godam besar yang menghantam kepalaku
berdenyut…terus dan sakit sekali
aku ingin berlari
tapi kemana?
dari apa?
aku capek berdiam
tapi aku juga lelah memikirkan ini dan itu
inikah subtle tragedies?

Thursday, June 14, 2007

Road to You

Malam 1
Telepon dua(TD, bukan punyaku): “Perhatianmu lebih dari teman, perlakuanmu lebih dari preman, katamu aku teman tapi mesra,padahal aku teman tapi ngarep, TTN, project pop..huehehe..lucu yach..”
Telepon satu (TS, punya aku): ”Ngga’ Ah, Ngga mau denger yang lain. Maunya cuman Cinta Begini-nya Tangga”
TD: ”halah..mellow banget, nek aku dadi Astuti meh tak jawab nggo ’Percayalah-Ecoutez’...Nangis rak kw!
TS: ”Mbok jangan...Masak cinta tak harus miliki. Gimana kalo Bertahan-nya Rama?”
TD: ”??? The song isnt on my list..:p I’m sorry, I didn’t mean to to hurt my little girl..so goodnight..goodnight..maroon5”
TS: “Lihat aku di sini, kaulukai hati dan perasaan ini…meski, kau terus sakiti aku, cinta ini, akan selalu memaafkan (Rama). hehehe..gutnet”
TD: ”Oh..yang itu..But sometimes, sorry seems to be the hardest word..halah..bagaimanapun tidak ada yang mengalahkan indahnya Nyidam Sari. Hahahaha..luv it very much!”

Hahahaha...lutju banget yach. Obrolan kok ya kayak pamer-pameran penguasaan materi lagu. ”Tapi kamu emang lucu kok, nggemesin lagi,” kata telepon satu ke aku (ehm..ehm.. aseli mbak, mas..yang ini aku ga nyogok telepon satu, aku cuma bilang,”Aku sih ngga ngarep lu muji gue, cuman kalo lu muji gue, malam ini lu ndak jadi gue matiin”. Jadi, kayaknya sih, ini ungkapan jujur dari telepon satu, jadi lagi, ngga usah disenyumin yang tidak manis, OK!)

Malam 1+
TS: ”Jiwa2 kosong terlelap dalam pelukan fana dunia. Jiwa2 kelelahan berlarian mencari Tuhan. Save My Last Dance to Me menyadarkanku di tengah keramaian Fatmawati. Hmm..sepertinya Juice dan CapCay, cukup menyegarkan :D “
TD: “Jadi..kamu makan Capcay, minum Juice di Fatmawati, gituh?”
TS: “tuing..tuing..”

Hahaha..terkadang memang harus ngomong to the point ya, untuk ngungkapin rasa yang sedang dirasa.

Malam 1++
TS: ”malam jeng…rasanya senang sekali bisa menuliskan ini, aku melihat senyuman, tergurat cahaya luna disebalik ranting”
TD: ”wis bengi!”

”Mas..mas takasi penataran ulang ya! Pelajaran #1 : jangan pernah deket2 ama perempuan kalo lagi sensi!” sungut telepon satu ke aku, sesudah aku memakainya sebagai tameng, ketika menerima reply tidak sesuai dengan perkiraan seperti...ya, kayak yang tadi itu lah.
”Tahunya (dia sensi ato ga?)?”, tanyaku polos.
”Tanya Dunk! Ingat, dan ini pelajaran #2: Malu bertanya, sesat dijalan!” katanya enteng.
”???????...!”

Malam 1+ & +
TS: ”malam jeng..di sini daun basah. aroma tanah tercium jelas. bayu malam memelukku dalam-dalam. gerimis menepati janji, turun satu-satu. aku baru saja pulang...”
TD: ”ya sudah, mandi. Jangan lupa kramas, biar ngga masuk angin!”

”Duh , gusti...ini perempuan, hatinya terbuat dari apa ya?”

Malam +++....+
TS: ” Kenapa kau padamkan lampu teras? Sementara langit senja beranjak gelap? Aih..semoga kau ga kenapa-napa di kegelapan sana..”
TD: ”Lhoh, kamu habis dari rumahku ya?"


”Argggggg...h!” teriakku sambil menjambak kepalaku yang gundul
”Batu mas, hatinya dari batu!” ujar telepon satu enteng

Malam +++....+ & +++
TS: ” di ujung asaku, menjumpaimu. rasanya takkan teraih. hanya bunga tidur, sepertinya, pelepas rindu”
TD: ”Duh, akyu banget..z!”


”Air mas. Air...!” sela telepon satu
”Air, air. Emang asongan!” sahutku sinis
“Bukan..maksud aku, batu kalo kena air bakalan bolong juga,” jawabnya sok wise
“Hehehe…pinter lu!” ujarku seraya menaruhnya di atas bufet
“Yes! Thanks God! KAMU Baee….k deh!” teriakku dalam hati

Tuesday, June 12, 2007

yang pertama

selalu ada yang pertama...