Jika bisa
diringkas, maka prosesi saya untuk kos di Joga bisa diringkas menjadi: Lama, S,
dan Happy Ending. Kenapa? Beginilah ceritanya...
Pertama, lama.
Yo jelas lama, bagaimana tidak? Saya sudah dinyatakan diterima di bulan
Februari 2013, sementara kuliah baru masuk September 2013. Dan sejak itu saya
rajin banget nyari info kos-kosan. Dari nyebar sms, facebook, whatssapp, sampai
search internet. Pokoknya heboh! Hehehe, seandainya, ya seandainya saja, urat
muka tembok saya 1 cm lebih panjang saja, mungkin saya sudah sebar brosur dan
pasang baliho kayak caleg-caleg itu
:D.
Hahaha...ngapusi ding! Sebenarnya saya tidak seheboh itu. Justru karena jeda waktu yang panjang itu,
saya relatif rada nyante, terlebih saya punya saudara di
Jogja yang bisa saya mintain bantuan, pendapat, saran, masukan dan kritik yang
membangun (hayah, malah kayak kata
pengantar, hehehe). Benar saya mencari info, tapi memang terbatas pada
orang-orang yang saya anggap cukup paham Jogja, dan jika ada orang yang saya
anggap paling berjasa –di luar saudara, maka dia adalah ”S” –maaf untuk
kemaslahatan umat, saya harus menyembunyikan identitasnya, harap maklum ya ;)
Yup, ini yang kedua: S.
Saya kenal dia. Bagaimana dan dimana, ndak perlulah diceritakan. Kesan pertama,
yang saya ingat darinya adalah: berkerudung, bulet, wajah kucel tapi charming,
sandal santai/gunung (?) –lupa, yang pasti bukan sepatu pantofel :D , tas
punggung, grubag-grubug (ga tau kenapa kliatannya ga tenang, apa
waktu itu doi lagi punya jadwal yang tight
banget ato lagi ngempet pipis :D
), dan logat jawa (timuran) yang medhok! Saat itu, di luar logat (jawa) timur
dan kerudung, S, mengingatkan saya pada Dai,
tokoh utama pada manga Dai’s Attack :D
Lha trus hubungannya apa
dengan kos? Oya jelas sangat
berhubungan. Signifikan sodara! Karena doi
dengan baik sekali berkenan –hehehe, diksi
berkenan ini saya seneng banget nulisnya karena serasa nulis nota dinas ke Bupati-
untuk memberikan info tentang lokasi-lokasi kos di Jogja, dan itu very helpful.
Sudah, cukup
tentang S-nya. Nanti kalo diterusin
jadi panjang, keenakan dia-nya. Mendadak artis :D
Dengan
menggenggam tangan S, eh salah..salah,
hehehehe, maksud saya, info dari S, saya bergerak menyusuri
lokasi-lokasi calon kos. Oya, fyi,
saya tidak meluangkan waktu khusus ke Jogja. Pikir saya, nanti sajalah
mencarinya, jika ada tugas kantor ke Jogja. Sesuatu yang sebenarnya riskan
mengingat frekuensi undangan perjalanan dinas ke Jogja sangat jarang –paling banter setahun sekali. Tapi, believe it or not. Dalam kurun waktu
Juni-Juli, saya ndilalah ditugaskan
dua kali ke Jogja. Pertama, untuk menghadiri diseminasi pemetaan oleh Badan
Informasi dan Geospasial di Hotel Inna Garuda, dan kedua, Focus Group Discussion di Fakultas Kehutanan UGM, terkait rencana
penyusunan pengelolaan Cagar Alam Clering. Mungkin kalian menyebutnya
kebetulan, tapi saya percaya ini adalah kehendak ALLAH Ta’ala.
Oke, back to penyusuran. Jika distatistikkan,
maka harus saya akui bahwa akurasi info dari S adalah akurat, dengan non sampling error = 5%. Two thumbs up deh! (jempol kaki ga usah, habis maen futsal, bau! hahaha).
Lokasi pertama,
penuh!
Lokasi kedua, ga ketemu. Sodara, ini saya nyarinya sendirian, sehingga keblasuk alias nyasar. Hiks.
Lokasi ketiga,
ketemu. Everything is fine, kecuali
–maaf- kamar mandinya.
And then...sambil tetap megang GPS kos –ini
mohon dibaca WA dari S- saya berkeliling, searching
and searching...
Akhirnya, ketemu. Sebuah kos,
yang nyempil di Jalan Kaliurang Km 4.5 –sekali lagi saya harus ngangkat jempol
untuk S dan para telik sandinya :D . Lokasinya tersembunyi, meski demikian, so far menurut saya cukup nyaman dan
–yang paling penting- sesuai budget ;)
. Meski tersembunyi tapi sangat strategis, hanya 5 menit dari kampus MEP UGM. Ndak mikir lama, deal! Uh, Thanks God –
dan sodara inilah yang ketiga- it’s Happy
Ending.
(bersambung)
PS : Ketika sign biaya kos, saya langsung ingat kalo
sign ini pun adalah pernyataan utang
sekantung kresek gorengan ;)