Friday, October 2, 2020

self reminder

Jika kita digaji "pemilik" kantor, tpi di jam kantor lebih banyak ngerjain hal² pribadi dan/atau bukan kerjaan kantor, dan ngerasa bahwa yg kita lakukan itu baik² saja. Apakah gaji yg kita terima adl termasuk rejeki yg thoyyib?


#selfReminder

Rengginang ErKa

Tersebutlah di negeri pelangi, sebuah catering yg sangat terkenal. Namanya Catering Mbak Vega. Tpi, orang lebih mengenalnya dengan nama ErKa. Nama yg melekat sesuai dengan nama produk unggulannya: Rengginang ErKa.


Seperti biasa, di bulan Mei dan Juni, pesanan Rengginang ErKa meningkat dibanding bulan² lain. Mei dan Juni memang bulan² yg spesial di Negeri Pelangi krn di bulan² inilah banyak desa yg mengadakan ritual Tabur Rengginang. Ritual suci agar desa mendapatkan limpahan berkah dari para Dewa².

Sore itu kesibukan nampak di Catering Mbak Vega. Tumpukan rengginang nampak berjejer rapi. Beberapa karyawan memasukkan rengginang² itu ke bungkusan plastik. Mereka memasukkannya dengan hati² agar tidak rusak.

Tiba², terdengar suara Mbak Vega, "Stop! Pesenan rengginang batal, ganti Kerupuk Tengiri". Karyawan² itu nampak panik. Satu orang berdiri sambil berkata, "Maaf Mbak, tapi kita g ada waktu buat bikin Kerupuk Tengiri. Pesen juga udah ga bisa."

Mbak Vega terhenyak. Tapi sejurus kemudian dia tersenyum, "Kalo plastik Kerupuk Tengiri, kita masih ada stoknya kan?"
"Oh, klo kantongnya aja, kita ada Mbak", jawab karyawan itu.
"Yawis, ganti bungkus rengginang dengan plastik Kerupuk Tengiri" kata Mbak Vega lagi. "Udah, ga usah dibuat ribet, toh pelanggan kita ga tau bedanya Rengginang ama Kerupuk Tengiri", lanjut Mbak Vega seakan memahami kebingungan para karyawannya.
"Siap Mbak!" jawab serentak para karyawan.

Sang asisten, yg dri tadi diam di samping Mbak Vega, tersenyum, sambil berbisik, "Brarti kayak pesenan Kripik Bawang kemarin ya?".
"Yoi! Kayak g ngerti aja!" jawab Mbak Vega sambil mengunyah rengginang yg renyah itu.

Begitulah, apapun pesenannya, rengginang ErKa-lah yg akan disajikan. Isi sama, bungkusnya saja yg berbeda.. (mt)

(Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian, dan/ataupun cerita itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan)

insting

"Nuruti corona, ora nguntal Mas!". Kalimat itu diucapkan seseorang ketika kami ketemu, antri cukup lama di bengkel. Jika itu terdengar kasar, maka njenengan semua harus dengar kata² seseorang yg pernah sy jumpai di suatu tempat yg tak mungkin sy sebutkan di sini. "Corona ki Ndobol! Doktere ora iso dipercoyo. Loro maag yo corona, DBD yo corona, jantung yo corona. Opo² kok Corona. Wingi jare sing nduwe mebel ya corona, jebule kleru. Sing dodol sego goreng, yo kleru. Wis biasa ae.!"


Begitulah, sudah lebih 3,5 bulan pandemi covid-19 melanda dan menghantam hampir semua aspek. Belum ada kepastian kapan ini akan berakhir. Padahal banyak hal tidak bisa menunggu, terutama urusan perut. Maka, berlakulah "hukum alam". Selain rasa takut, manusia juga dibekali Gusti Alloh insting untuk beradaptasi dan bertahan hidup. Ketika naluri utk bertahan hidup melampaui batas ketakutan, ya begitulah. Rasa takut pelan² akan hilang karena ada batas rasa bosan pada rasa takut. Dan ini juga sejalan dengan kondisi psikologis yg dominan berkembang di masyarakat bahwa selama tidak ada korban yg berjatuhan di depan mata langsung, maka proses hilangnya rasa takut akan semakin cepat. 

Data² kenaikan yg positif dan meninggal pun ndak berarti apa². Karena itu semua "jauh". Tidak di depan mata dan tidak jadi bahan obrolan sehari². Yg diinget adalah "Opo² kok Corona". Yg diobrolkan adalah "kesalahan diagnosis (atau pemberitaan?)" pada 2 dari ratusan kasus tersebut.  Psikologis ini layaknya hipotesis. Yg ditolak justru yg diingat dan dicari.

Sy ndak tau mesti mbales ngomong apa ke temen ngobrol tadi. Menurut sy, apa yg disampaikannya tidak salah, tapi bukan berarti benar dan bs jadi pembenaran. Sy jg tdk punya solusi konkret untuknya. Sy hanya bisa nitip pesen, "Tetep sehat dan semangat Pak. Monggo makaryo, tpi nyuwun sewu, ampun kesupen ngagem masker, jaga jarak dan rajin² cuci tangan njih. Mugi² Alloh Ta'ala paring kesehatan dan keselamatan untuk kita semua. Segera diangkat wabah ini"... (mt)

Best Partner

Jika Anda pecinta bola, maka Anda pasti tau N'Golo Kante. Pekerja keras yg tak banyak bicara. Statistiknyalah yg berbicara. Dia tak hanya menjadi benteng pertama sebelum pemain lawan berhadapan dengan barisan pertahanan, tapi sekaligus perusak permainan lini tengah lawan. Intersepnya seringkali menjadi titik awal counter attack yg mematikan. Kemampuan read the game and covering area-nya sempurna. Sebegitu hebatnya sampai ada ungkapan, "70% bumi ditutup air, sisanya oleh Kante".


Aku, kenal satu orang dengan tipikal seperti Kante. Pekerja keras yg memilih menghindari sorotan cahaya. Duduknya selalu di barisan pinggir bahkan seringkali jauh ke belakang. Padahal, dialah pemain utamanya.

"Aku kan ga lapo²". Itu kalimat andalan yg sering dia katakan tiap kali ada yg memuji kinerjanya. Tapi semua orang tau, "dia orangnya". Dialah yg menutup hampir semua "lubang" yg ada (dlm pekerjaan kmi). Tanpa dia, "kapal" kmi mungkin sudah karam, entah dari kapan taun.

Selamat bertugas di tempat pengabdian baru Bu Kepala Staf. Bismillah. Sepenuh hati aku percaya kamu amanah. Mugi² tansah pinaringan kesehatan, keselamatan, dan kelancaran. Sukses selalu. Barokallah.. (mt)