Wednesday, September 26, 2007

belum ketemu judulnya #1

”Aku capek Mas! Aku kan cuma manusia biasa!” ujarnya sambil terisak di bahuku
”Iya, manusia biasa. Mas tahu kok!” kataku sambil membelai kepalanya. Berharap bisa sedikit memberi sedikit ketenangan.

Ini bukan yang pertama kalinya dia terisak di bahuku. Hari ini, di ruang tamu, genap sudah dua setengah tahun, bahuku ini kurelakan untuk menjadi tumpahan air matanya. Dan aku semakin mencintainya. Gizcha, gadisku kecilku.

”Kamu sudah makan Mas”
”Sudah, tadi di jalan. Kamu laper ya?”
”He’eh”
Hidungnya yang kecil masih berwarna merah ketika kuusap
”Kumasakin, mau? Bakmi Jawa ala Mas Ganteng-mu iki, gelem ora?”
Gelem, tapi gendong ya”
Tangannya bergerak cepat, melingkar di tubuhku. Kucium keningnya
Supergirl kok alemane ngalahne kucing”
”Ah...dah dibilangin, ndak suka jadi supergirl

Aku tersenyum. Muka merajuk itu terlihat begitu memesona..

(Obrolan pun bergeser setting ke dapur dan ruang makan)


Note:
gelem ora : mau tidak?
gelem : mau
alemane : manjanya
ngalahne: ngalahin

Tuesday, September 25, 2007

last hope

akan tiba saat dimana
huruf tak lagi terangkai menjadi kata
titik tak lagi terhubung menjadi garis
dan, pentas kehidupan tertutup layarnya
saat itu, aku ikrarkan janji kesekian ribu kalinya
”akan ada lagi sekuel cinta kita, yang abadi, tanpa jerat kenisbian”

Monday, September 24, 2007

sebuah jeda

Akhirnya...
Sebuah keputusan -yang sepertinya- sepele tapi cukup berat harus saya ambil: Keluar dari Milis Kuliah (!)

Terima kasih, kepada saudara/saudari NN yang telah merepotkan diri untuk mengirimkan bermacam sms dan email pribadi di sebulan terakhir ini, untuk ”mengingatkan” saya

Akhirnya...
Semua memang untuk kebaikan bersama..

Thursday, September 13, 2007

my journey..

Aku ingin dia
Ndak yang lain
!!!
Tak bolehkah
Tak bisakah
???
Ngga dibagi
Sungguh
!!
Bagaimana
Pake cara apa
??
Hanya ini yang tersisa: ! & ?

Ah, perjalananku masih sangat panjang
Tapi aku ingin mengakhirinya di sini..

aku ingin jari-jarimu menyentuh keningku...
(i love you [!] dan ini makin menggila.. but can we? no, not we, can i?)
**
matahari pagi dan embun yang dingin hari ini
oh indahnya..
ku harus memulai kerinduan lagi hari ini
karena kangenku memang tak tahu malu
apalagi kalau sedang diracun madu
tolong aku... ku tak tahu... oh ku tak mau tahu...

tapi memang senyummu selalu hantuiku
walau ku tak tahu hatimu
oh please jangan pernah kau berhenti hantui aku

hari ini.. oh sejuknya
engkau masih disini isi lamunanku hari ini
oh biar hatiku memang tak mau tahu
apalagi kalau sedang dimabuk rindu
tolong aku...aku mau..ketemu lagi kamu

tapi memang dirimu selalu hantuiku
walau ku tak tahu hatimu
oh please jangan pernah kau berhenti hantui aku

tapi memang dirimu selalu hantuiku
walau ku tak tahu hatimu
oh please jangan pernah kau berhenti

tapi memang dirimu selalu hantuiku
walau ku tak tahu hatimu

oh please jangan pernah kau berhenti hantui aku (hantui aku; letto)

Wednesday, September 12, 2007

jelang romadlon...

saya dan semua alter yang berserakan di dalam diri menyadari bahwa pasti ada banyak salah dalam "pergaulan" dengan sidang pembaca. Mulai dari salah ucap, salah kata, salah bertindak, salah gerak, salah ketik, salah kostum, salah kamar, salah waktu..pokokna salah-salah yang segambreng itu lah!
Mohon dimaafken ya, Please... Eh beneran dimaafin.. Duh, kalian memang pembaca yang pemaaf dan budiman.. :D

Thursday, September 6, 2007

mengulang mimpi

”Brr......atis! (brr..dingin, red) ”desisku begitu keluar dari kamar mandi
”Kok dengaren Le, bengi-bengi adus (ada apa, ngga biasanya kan kamu mandi malam),”kata masku sambil mengecilkan volume Tv. Maklumlah jam di dinding sudah bergerak ke arah 11 malam.
”Lhoh, udah sebulan terakhir kok, Yah, bocah kuwi sregep adus bengi! (lhoh, udah sebulan ini kok Yah, anak itu rajin mandi malam),”sahut mbak iparku yang memang lebih banyak frekuensi perjumpaannya denganku dibanding masku –yang memang sering mendapat tugas malam di kantornya.
”Hehehe..for the sake of love Bos!”kataku sambil ngibrit ke kamar, mencari kehangatan
”Ooh...baguslah, ben nyamuk-e berkurang banyak! (ooh..baguslah, bair nyamuknya berkurang)” sahut masku sambil tertawa

Di kamar aku tersenyum...malam ini aku mandi malam lagi. Dan akan terus melakukannya. Bukan karena nyamuk, tapi karena aku ingin seperti hari-hari sebelumnya (ketika aku mandi di malam hari): (terus) bisa bertemu Si Nduk di malam hari, dan di pagi harinya, Si Nduk mencium keningku, ”Bangun dong sayang, udah pagi.”

ketika alter romantis menyapa

Seorang teman, yang beranggapan bahwa saya seorang yang romantis, meminta tolong agar saya me-list daftar lagu-lagu yang sekiranya bisa membuat temannya teman saya menangis (bahagia) ketika bersanding di altar perkawinan. Teman saya mengatakan bahwa sebenarnya temannya teman saya itu meminta list itu darinya, karena kata temannya teman saya, teman saya itu seorang yang romantis. ”Padahal kan, hahahaha, dia salah besar,” kata teman saya. Menjadi lucu karena teman saya juga salah (tentang saya). ”Aku romantis? Romantis dari Hongkong! Hahaha,” tawa saya dalam hati.

Tapi, ya begitulah, karena saya memang baik, suka menolong, rendah hati, ramah tamah, polos, dan suka menabung (ck..ck..hm...hoek! hahaha) maka saya pun membiarkan segala praduga romantisnya tersebut. Segera saja, saya bermetamorfosis dengan sempurna menjadi sosok yang romantis. Dan...berhasil! Dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja terkumpullah list lagu-lagu yang (sekiranya) bisa menggetarkan apa saja yang bisa bergetar:



  • saat aku lanjut usia (sheila on 7)

  • hingga ujung waktu (sheila on 7)

  • hanya kamu yang bisa (kerispatih)

  • menikah (java jive)

  • tak sebebas merpati (kahitna)

  • takkan terganti (kahitna)
    permaisuriku (kahitna)

  • akhirnya ku menemukanmu (naff)

  • endless love (mariah carey/diana ross/lionel ritchie)

  • you make my world so colorful (daniel sahuleka)

  • if i didn’t (daniel sahuleka)

  • my valentine (martina mcbride)

  • just the way you are (billy joel)

  • from this moment (shania twain)

  • man, i feel like a woman (shania twain)

  • love (michael buble)

  • everything (michael buble)

  • it had to be you (frank sinatra)

  • cant take my eyes of you (frank sinatra)

  • have i told lately (rod stewart)

  • sometimes when we touch (rod stewart)

  • never find someone like you (keith martin)

  • because of you (keith martin)

  • when a man love a women (michael bolton)

  • i finally found someone (bryan adams & barbra streisand)

  • i will (david foster)

  • i’ll take care of you (steve curtis chapman)

  • something stupid (robbie williams & nicole kidman)

Gilee beneer..saya iseng-iseng memutar semua lagu ini, seharian, ternyata memang Mak Nyuuusz..hm..jangan-jangan saya memang romantis, hahahaha..geblegh!

Monday, September 3, 2007

terseret arus

Sabtu malam, seorang penulis muda mengirimkan sms. Isinya menanyakan tentang poligami. ”Untuk FTV lebaran,” katanya ketika saya menanyakan, ”Emang kenapa (tanya-tanya)?”. Dan, dengan karakternya, tanpa dia beritahu sebelumnya pun, saya cukup yakin bahwa dia ingin ”menonjolkan” sisi negatif poligami

Saya, terus terang saja, merasa kurang begitu sreg dengan rencananya. Bukan karena alasan sederhana seperti, misalnya –ini permisalan saja- saya pro poligami. Sampai alasan picik, seperti misalnya –ini juga permisalan-saya iri. Buat saya, menolak poligami (sebagaimana menerima poligami) adalah sebuah pendapat yang tentunya sah-sah saja untuk dikemukakan. Artinya, saya sadar, sesadar-sadarnya bahwasanya I have no right to say: Dont! Siapa (juga) saya kok ngelarang-larang dia? Lagipula, buat saya, apapun itu, sebuah karya –meskipun masih dalam tataran ide- harus dihargai.

Tapi, ya itu, saya masih saja merasa bahwa ada yang mengganjal di dada, ”Kenapa mesti poligami? Tidak adakah hal lain yang bisa diangkat?”
”Kerisauan” ini didasarkan pada kenyataan bahwa poligami (dalam sudut pandang fikih Islam) adalah ”permasalahan” yang masih ”debatable” Ada ”sejumlah” ulama yang membolehkan, ada ”sejumlah” lain yang menolaknya. Alasannya beragam dan saling meng-counter satu dengan yang lain. Titik perbedaan di antara para ulama’ tersebut adalah menyangkut tafsir atas Surat An-Nisa` ayat 3, termasuk juga perbedaan di dalam mengambil kesimpulan hukum melalui sabab al-nuzul (sebab turun, red) ayat tersebut. Dan, jika begini terus, perdebatan tentang boleh-tidaknya sangat mungkin akan terus berlangsung. Hal ini karena, sebagaimana pandangan Buya Syafi’i Ma’arif, tafsir adalah sesuatu yang mutlak dalam kenisbian.

Kondisi ini mau tidak mau memaksa saya (sebagai pribadi) untuk melihat poligami dari sudut pandang legal-formal, dan itu berarti poligami (dengan segala persyaratannya) adalah sesuatu yang dilegalkan oleh negara ini (lihat UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Selesai (pro-kontranya)? Belum! Baru-baru ini ada wiraswastawan dari Jakarta Selatan, bernama M. Insa, mengajukan judicial review terhadap UU ini. Alasannya, UU ini membatasi hak kebebasannya untuk beribadah sesuai agamanya. Nah lho!

So, sepertinya cukup beralasan sekiranya saya terus didera pertanyaan, ”Kenapa mesti (”masalah”) poligami? Tidak adakah hal lain yang bisa diangkat?”

Astaghfirullahal’adliim. Gusti, ampuni hamba-Mu ini. Di saat masih banyak anak-anak yang putus sekolah, kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan, berseliweran di jalanan dan jauh dari kata ”penghidupan yang layak,” kok (saya) malah (ikut-ikutan) ”terseret arus” membahas poligami.