Semalam, Kick Off Euro 2012. Rakyat berpesta,
menikmati perhelatan sepakbola akbar empat tahunan. Seorang teman berujar, ”Akhirnya
ada tontonan selain sinetron dan ’drama’ Nazaruddin, Hambalang dan Demokrat.”
Ada nada kelegaan yang jelas terdengar. Belum sempat saya nyahut, teman saya kemudian berkata pelan,” Euro Cup 2012 adalah (si)
pengalih ’Isu’ (yang) sempurna. Semoga rakyat tidak terkena amnesia permanen –tentang
agenda dan pemberantasan korupsi.”
Sudahlah, ndak usa diterusin, berhenti (sebentar) ngomongin
politik. Fokus ke Euro Cup 2012.
Dalam turnamen sepakbola,
saya selalu percaya bahwa kalah itu OK, namun kalah lah sekali dan di awal turnamen
saja. Setelah itu menanglah terus. Thus, Trophy pun pasti akan dalam
genggaman. Jangan kebalik!
Spanyol dan
Belanda di Piala Dunia 2010 adalah contoh. Meskipun sama-sama kalah cuman sekali dan dengan skor yang sama
0-1, namun nasib keduanya beda. Spanyol di awal turnamen kalah 0-1 dari Swiss.
Namun, mereka menang terus dan berhasil melaju ke final untuk bertemu dengan
Belanda. Di Final Spanyol mengalahkan Belanda dengan skor 1-0. Itu,
satu-satunya kekalahan yang menimpa ”Kumpeni” namun dampaknya Nyesek Banget: Tuan-tuan Hollande itu lagi-lagi cuman bisa jadi Runner Up!
Ngomongin Kejuaran Sepakbola,
apalagi Euro Cup, ga afdol kalo ga
ngomongin jagoan. Hehehe, untuk
yang satu ini, saya istiqomah. Saya sudah
kadung kepincut ama Italia. But.. secara objektif, chance ”Gli Azzurri” kali ini tidak
besar. Materi mereka ”tidak mumpuni dan mencukupi.” Jadi saya sudah menyiapkan
lahir dan batin melihat Buffon dkk pulang gasik.
Nah, sebagai pelipur
lara, saya siapkan diri untuk menjadi penikmat bola saja. Menjadi pendukung
permainan atraktif. Ga peduli negara
apa. Saya ogah kalo harus ngliat Euro 2012 kayak Euro 2004. Mbosenin.
Persiapan saya, simpel aja:
1.
Bobo sore, biar malemnya
kuat begadang
2.
Anti lembur (kerja), biar malemnya ga kecapean (...mungkin ga ya? L)
3.
Banyak-banyak olahraga. Nyiapin jantung biar tidak "copot” :D
Kalo Anda?