Thursday, November 29, 2012

Maaf..


Malam belum beranjak ketika kesabaranku untuk menunggu (kepastian) mu (telah) pergi
Maaf ya...

Sms-ku uda delivered, kau dimana? Ngapain? Dengan siapa? Kok ga kasih kabar sih?
Maaf ya..

"Ukoro" (Trilogi Biker Beginner:3)


Menjadi biker –khususnya di Ibukota- itu butuh hati dan kepala yang adem. Kalo tidak, alamat cepet stress. Para pembaca yang budiman: Inilah Ending dari Trilogi Biker Beginner....  hihihi, baru sadar, kalo jilid 3-nya belum kelar, sementara stok tulisan terbatas, jadilah ;)
==
”Hari genee, oper gigi. Capek deh!”
Pernah baca tulisan ini? Saya pernah dan sering. Ini biasanya nempel di spekbor belakang motor matic. Kesan pertama sih, senyum kecil. Namun, akhirnya bikin senewen juga. Maklumlah tulisan itu ”show off’ di depan idung, ketika macet membuat motor tidak bisa bergerak dengan leluasa.

Maunya sih marah. Apalagi, setelah kelar lampu merah, doi dengan dengan sengaja motong  jalur tanpa kasih kode. Tapi ya, apa mau dikata, biker matic itu adalah si Mbak pemilik stiker ”Buah nangka kulitnya berduri. Siapa sangka hati telah tercuri”
==
Selain suka memperhatikan plat nomer –sebagaimana telah saya tuliskan dalam jilid 2 - kebiasaan lain yang seringkali saya lakukan pada saat traveling (terutama dengan bersepeda) adalah memperhatikan tulisan pada bagian belakang Bis atau Truk. Maklumlah, kalo di Pantura, naik motor itu seringnya –dan kepaksanya- mepet-mepet ”pantat” truk & bis, meskipun mereka semua biasanya udah pada wanti-wanti agar jaga jarak ;)

Saya merasa bahwa para pemilik/sopir truk (khususnya) di Pantura Jawa adalah seniman-seniman yang andal dalam hal membuat ”ukoro” -maaf, karena pengetahuan bahasa yang terbatas, membuat saya belum menemukan padanan yang pas dalam bahasa Indonesia.

Entah sadar atau tidak, dalam rasa saya, mereka mampu merefleksikan kehidupan jalanan yang keras dengan sebuah ”ukoro” yang ”mengena”. Terkadang ”saru” dan ”agitatif”, namun tidak sedikit yang jenaka.

Inilah beberapa ”ukoro” yang saya ingat:

”Gedhe Duwekku”
”Rewel Pegat”
”Pecas Ndahe”
”Tak Mau Dimadu”
”Terkiwir-kiwir”..(dengan latar belakang gambar cewek berpose ”asoy”)
”Pulang Malu, Nggak Pulang Rindu”
”Pulang Tobat, Pergi Kumat”
”Nggak Pulang Dinanti, Pulang Dimaki”
”Beban Mental: Kerjo Ngelu, Ra Kerjo Ngelu, Tinggal Turu Bojo Nesu”
”Penak Jamane Si Mbah...(dengan latar belakang Gambar Uang 50.000)”

Tanpa tendensi negatif, saya menikmati setiap ”ukoro” ini. Hidup itu keras karena: ”Darah Itu Merah, Jenderal!”
:D