Monday, January 27, 2014

33

semoga menjadi pribadi yang lebih baik...semakin barokah di sisa umurnya...aamiin

Sunday, January 26, 2014

Menguji Hipotesis



*chat malam
1: Hi...
2: Eh, hi juga. Tumben malem-malem?
1: Gpp. Gi ngapain?
2: Ngerjain PR
1: Oh, iya. Anak sekolahan y? (winking)
2: Iya (blushing)
...bla, bla..
1: btw, gue dulu nolak elo, napa y? Hahaha...(big laugh)
2: hahaha...meneketehek. kan elo yg nolak. (big laugh)
1: hahaha... (big laugh)
...bla, bla..

*chat curhat
A: kenapa ya, susah bener nglupain doi?
B: eh, bukannya kamu yg maunya pisah? Jangan-jangan, kamunya memang ga mau.
A: mau. Banget!
B: trus? Beres kan?
A: ah, kamu nih! Klo beres, ngapain aku ngemeng.
B: move on dong neng. Ntar kena denda 500 rb lho
A: hah?
B: iya. Angkot tuh, yang sukanya ngetem, sekarang didenda 500rb.
A: hahahaha....
...bla, bla..

===
Dalam penelitian, khususnya matematika dan statistika, selalu saja ada hipotesis, yaitu jawaban sementara terhadap suatu masalah, yang masih perlu diuji kebenarannya. Hipotesis –bersama dengan perumusan masalah- seringkali menjadi logika awal yang membangun penelitian.

Karena masih bersifat sementara, maka hipotesis pun bisa: benar atau salah.

Saran saya, jangan sedih jika hipotesis salah, sehingga ditolak. Karena selalu ada sisi positif dari ditolak. Eh..eh..ini lagi ngomongin ditolak dalam konteks apa ya? Hayah...! hahaha... Maafken saya, ”mbelok” tanpa ngasih sign :D

Ga percaya? Masih sering ingat mantan atau seorang yang kamu tolak? Percayalah, seringkali yang diingat itu justru yang ditolak..

Masih ga percaya? Monggo hipotesis ini diuji ;)
**
Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
...
Di hati ini hanya engkau mantan terindah
Yang selalu kurindukan
...
Yang tlah kau buat
Sungguhlah indah
Buat diriku susah lupa
(mantan terindah, raisa)

Friday, January 17, 2014

Dusta

Ketika mulut ini mengatakan:
Ya, mau bagaimana lagi. Aku ikhlas, ini yang terbaik dari-Nya. Sebenarnya itu adalah dusta.
Ya sudah, kali memang begini jalan-Nya. Itu pun dusta.
Mungkin rejekinya baru ini, yo wis lah, Alhamdulillah. Ini juga dusta.

Jika memang benar ikhlas, nrimo dan legowo, maka semestinya tidak ada embel-embel: ya sudah, yo wis, dan frase-frase lain yang semakna itu. Karena dengan menyampaikannya, maka secara tidak langsung kita memberikan ruang pada ketidakikhlasan untuk ”tampil”. Dan kepasrahan yang kita tunjukkan ke dunia luar pun, tak lebih dari sebuah penenang hati, mung ngayem-ayem, dan mungkin (malah) keluhan (yang) terselubung.

Tapi, ini mending-lah, masih ada ”kadar ikhlasnya”, daripada tidak sama sekali. Namanya juga orang ’awam. Eh, bener ga sih?

di ujung jalan itu



Aku melihatnya. Langkahnya masih sama: pendek-cepat. Hanya dalam satu helaan napas, dia berlalu. Meninggalkanku. Sendiri. Tertegun. Kelu.

Sunday, January 12, 2014

KULIAH (lagi), Chapter 3: Matrikulasi

(lanjutan chapter 1 dan 2)


Tujuannya, sebagaimana disampaikan oleh Pihak UGM, berguna untuk menyamakan pemahaman. Maklumlah, kami –oya, MEP Bappenas Angkatan X, begitu kami dinamakan, terdiri dari 27 mahasiswa- yang berasal dari background pendidikan S1 yang berbeda-beda. Ringkasnya, dengan Matrikulasi diharapkan para mahasiswa mempunyai starting point yang sama di ekonomika.
==
Jetlag. Ini mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana kondisi fisik dan –khususnya- psikis saya. Maklumlah selama menjadi PNS, saya lebih sering berkutat dengan hal-hal yang bersifat clerical, administratif dan normatif. Otak menjadi ”tumpul dan beku.” Di sini, tiba-tiba saya dihadapkan mata situasi dan suasana kuliah yang ”bener-bener kuliah”. Ya, bener-bener kuliah, karena saya merasa, bahkan ketika kuliah S-1 pun, saya tidak under pressure seperti ini. Kini, saya dituntut untuk membaca literatur dalam bahasa inggris –sementara english saya mblehek­- menghadapi jadwal kuliah yang tight –pagi sampai sore- dan teman-teman seangkatan yang ”jago-jago.” Bener-bener dah –ngerasa yang paling dong dong!

Ada tiga mata kuliah yang diajarkan dalam matrikulasi: ekonomika makro, ekonomika mikro dan matematika-statistika. Witing tresno jalaran soko kulino. So, let’s talk about each of them.

Ekonomika Makro
Bahasa kerennya macroeconomics, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari ekonomi secara menyeluruh (as a whole), termasuk pertumbuhan pendapatan, perubahan harga, dan tingkat pengangguran.

Mudahnya, ekonomika makro membantu saya untuk ”lebih bisa” membaca KOMPAS bagian ekonomi, hehehe. Yup, dengan ekonomika makro, saya belajar hal-hal yang bersifat agregat, khususnya yang terkait dengan inflasi dan pengagguran. Dari ekonomika makro, saya juga belajar tentang apa itu kebijakan fiskal dan moneter. Wuih, serasa udah jadi menteri keuangan :D

Ekonomika Mikro
Ini adalah basis dari ekonomika. Jika makro berbicara dalam tataran agregatif, maka mikro ada pada tataran individual. Di sini saya belajar tentang pasar, kelangkaan, alokasi sumber daya, fungsi produksi, konsumsi, permintaan, penawaran, elastisitas, dan sebagainya.

Matematika dan statistika
Disini saya melakukan temu kangen dengan ”turunan dan integral” –dalam konteks ekonomika. Intinya: berhitung.

Saya nda bisa menjelaskan panjang lebar. Jika tertarik, monggo dibaca (beberapa diantaranya):
1.      Microeconomics-nya Nicholson dan Snyder
2.      Macroeconomics-nya Mankiw
3.      Math-nya Chiang

Saya beruntung karena dalam matrikulasi dibimbing dosen-dosen senior. Kapasitas keilmuan mereka jelas mumpuni, dan yang paling jos, batas kesabaran mereka sudah sundul langit. Maklumlah, kebanyakan dari kami kurang ngeh ekonomika sehingga seringkali pertanyaan-pertanyaan yang kami tanyakan ”wagu tur lugu”.

Dari ketiga mata kuliah ini, saya belajar banyak:
1.    The most importante: membangun logika –yang harus saya akui berkurang banyak sejak menjalani rutinitas sebagai PNS.
2.  Ekonomika ternyata ndak seperti yang saya bayangkan. Selain hafalan, ternyata banyak hitungannya.
3.   ”Enaknya” jadi ekonom, kalo nganalisis, modal utamanya cuma tiga: model, asumsi dan ceteris paribus.

Next, jump to pelaksanaan kuliahnya.
Selama menjalani perkuliahan, saya memilih untuk konsisten bermain pendek merapat dengan umpan satu dua, diselingi through pass. Hanya saja, menjelang mid exam dan final exam, tempo permainan sedikit meningkat, dengan variasi umpan-umpan panjang langsung ke jantung pertahanan lawan. Selebihnya, kuliah matrikulasi dipenuhi dengan labilisasi isi dompet yang memaksa kontroversi hati untuk melakukan konspirasi fotokopi buku referensi....(iki ngomong opo to cah-cah :D )

Finally, setelah satu setengah bulan –tanpa additional time. Berjibaku, dengan penuh determinasi menyisir seluruh pejuru lapangan,...Jebreet! Alhamdulillah saya lulus, dengan nilai -yang alhamdulillah- baik (hehehe, A bulet-nya: 2 dan B bulet-nya: 1). Now, let’s face the 1st semester....

(bersambung)

Ps: masa matrikulasi adalah periode dimana terjadi Timnas U-19 fever. Evan Dimas, dkk, lolos ke Piala Asia U-19. Ciamik!
 

cantik tapi menyakitkan



Langit 1 Januari 2014...memerangkap panas dalam indah kembang api...cantik tapi menyakitkan.