Saturday, December 21, 2013

pagi yang menakjubkan



pagiiiih....jumpah lagih nih.
yiah..mendung sih, tapi pagih ini saatnyah buat cinta....
*wah, kok jadi blushing
cinta…ta…ta..ta..tak mau..tak mau…tak mau, tak mau tak...ku tak mau tak...*lhoh kok jadi lagunnya bang haji :D

ada yang stuck dan ada yang move on...
ada yang akan datang dan ada yang akan pergi…
ada yang sedang datang dan ada yang sedang pergi…
ada yang udah datang dan ada yang udah pergi…
ada yang baru landing dan ada yang udah take off..

yaah..pagi yang sibuk di airport…. *lhoh :D

Hokeh..pendengar setiah…mister dan nyonyah, masih di curih-curih pandang ep-em..yang mau rikuwes..silahken..yang mau nglempar bingkisan..sumonggo..uhm, mau transfer uang bulanan..diterima sekali!

nowh it’s time buat sayah muterin laguh, buat yang katanya mau pergi…move on gitu dewh..
eh, emangnyah mo pergi kemanah sih?? Makan-makan kah? Ajak-ajak dong! *pantang pulang sebelum kenyang, yeahh..! :D


*pagi yang menakjubkan..alhamdulillah banget yah... ;)

Tuesday, December 17, 2013

melawan rindu



cemplon, kemana kamu?
ini aku lagi ngebut ngerjain tugas
mbok ya maen-maen sini lagi
nemenin lemburku
nti kukasih susu wis, hehehe, mau ya?

cemplon..
nih ada sheila lagi nyanyi ”Bila Kau Tak Disampingku”, keren!

tak seharusnya kita berpisah
tak semestinya kita bertengkar
karna diri ku masih butuh kau
maafkanlah sikapku
lupakanlah salahku... itu

terlalu bodoh untuk diriku
menahan berat jutaan rindu
apalagi menahan egoku
maafkanlah sikapku
lupakanlah salahku
luapkan kepadaku

cemplon, kemana kamu?

Saturday, December 14, 2013

saddle on the back



Desember, minggu kedua. Langit Jogja kini semakin akrab dengan hujan. Bumi, basah.
-
Hari ini, hujan (lagi). Di dalam ruang kuliah, suara teman yang sedang mempresentasikan International Trade Theory and Development Strategy terdengar seperti suara lebah yang berdengung. Tidak jelas.

Di sela presentasi, aku mulai menulis tentang lelaki yang gelisah dan tak bisa membagi kegelisahannya. Aku menulis tentang Bapak.

==
Pagi yang muram di ufuk timur. Basah. Sisa hujan semalam. Ditemani kopi panas, aku melanjutkan menulis, tentang lelaki yang gelisah.
==

Menghentikan bis selepas subuh. Lelaki 72 tahun itu mengulang ritmenya. ”Bapak ke Lasem. Sendiri” begitu bunyi pesan ekplisitnya. Implisitnya, aku, diminta menelpon Beliau. Memintanya pulang dan menjanjikan menemaninya. Mengulang ritme ziarah dan silaturrahim. Aku menolak.

Saat ini, aku mengenal Bapak, seperti aku mengenal diriku sendiri. Bapak gelisah. Pengen berkeluh kesah. Tapi, ya, kami adalah spesies yang sama. Tidak bisa berbagi gelisah, keluh kesah dan masalah. We keep it for ourself. Menjauhkannya dari orang-orang, terlebih orang-orang yang kami sayangi. Bapak dan aku, ada the same saddle on our back.

KULIAH (lagi), Chapter 2: Finding Kos





Jika bisa diringkas, maka prosesi saya untuk kos di Joga bisa diringkas menjadi: Lama, S, dan Happy Ending. Kenapa? Beginilah ceritanya...

Pertama, lama. Yo jelas lama, bagaimana tidak? Saya sudah dinyatakan diterima di bulan Februari 2013, sementara kuliah baru masuk September 2013. Dan sejak itu saya rajin banget nyari info kos-kosan. Dari nyebar sms, facebook, whatssapp, sampai search internet. Pokoknya heboh! Hehehe, seandainya, ya seandainya saja, urat muka tembok saya 1 cm lebih panjang saja, mungkin saya sudah sebar brosur dan pasang baliho kayak caleg-caleg itu :D.

Hahaha...ngapusi ding! Sebenarnya saya tidak seheboh itu. Justru karena jeda waktu yang panjang itu, saya relatif rada nyante, terlebih saya punya saudara di Jogja yang bisa saya mintain bantuan, pendapat, saran, masukan dan kritik yang membangun (hayah, malah kayak kata pengantar, hehehe). Benar saya mencari info, tapi memang terbatas pada orang-orang yang saya anggap cukup paham Jogja, dan jika ada orang yang saya anggap paling berjasa –di luar saudara, maka dia adalah ”S” –maaf untuk kemaslahatan umat, saya harus menyembunyikan identitasnya, harap maklum ya ;)

Yup, ini yang kedua: S. Saya kenal dia. Bagaimana dan dimana, ndak perlulah diceritakan. Kesan pertama, yang saya ingat darinya adalah: berkerudung, bulet, wajah kucel tapi charming, sandal santai/gunung (?) –lupa, yang pasti bukan sepatu pantofel :D , tas punggung, grubag-grubug (ga tau kenapa kliatannya ga tenang, apa waktu itu doi lagi punya jadwal yang tight banget ato lagi ngempet pipis :D ), dan logat jawa (timuran) yang medhok! Saat itu, di luar logat (jawa) timur dan kerudung, S, mengingatkan saya pada Dai, tokoh utama pada manga Dai’s Attack :D

Lha trus hubungannya apa dengan kos? Oya jelas sangat berhubungan. Signifikan sodara! Karena doi dengan baik sekali berkenan –hehehe, diksi berkenan ini saya seneng banget nulisnya karena serasa nulis nota dinas ke Bupati- untuk memberikan info tentang lokasi-lokasi kos di Jogja, dan itu very helpful.

Sudah, cukup tentang S-nya. Nanti kalo diterusin jadi panjang, keenakan dia-nya. Mendadak artis :D

Dengan menggenggam tangan S, eh salah..salah, hehehehe, maksud saya,  info dari S, saya bergerak menyusuri lokasi-lokasi calon kos. Oya, fyi, saya tidak meluangkan waktu khusus ke Jogja. Pikir saya, nanti sajalah mencarinya, jika ada tugas kantor ke Jogja. Sesuatu yang sebenarnya riskan mengingat frekuensi undangan perjalanan dinas ke Jogja sangat jarang –paling banter setahun sekali. Tapi, believe it or not. Dalam kurun waktu Juni-Juli, saya ndilalah ditugaskan dua kali ke Jogja. Pertama, untuk menghadiri diseminasi pemetaan oleh Badan Informasi dan Geospasial di Hotel Inna Garuda, dan kedua, Focus Group Discussion di Fakultas Kehutanan UGM, terkait rencana penyusunan pengelolaan Cagar Alam Clering. Mungkin kalian menyebutnya kebetulan, tapi saya percaya ini adalah kehendak ALLAH Ta’ala.

Oke, back to penyusuran. Jika distatistikkan, maka harus saya akui bahwa akurasi info dari S adalah akurat, dengan non sampling error = 5%. Two thumbs up deh! (jempol kaki ga usah, habis maen futsal, bau! hahaha).
Lokasi pertama, penuh!
Lokasi kedua, ga ketemu. Sodara, ini saya nyarinya sendirian, sehingga keblasuk alias nyasar. Hiks.
Lokasi ketiga, ketemu. Everything is fine, kecuali –maaf- kamar mandinya.
And then...sambil tetap megang GPS kos –ini mohon dibaca WA dari S- saya berkeliling, searching and searching...
Akhirnya, ketemu. Sebuah kos, yang nyempil di Jalan Kaliurang Km 4.5 –sekali lagi saya harus ngangkat jempol untuk S dan para telik sandinya :D . Lokasinya tersembunyi, meski demikian, so far menurut saya cukup nyaman dan –yang paling penting- sesuai budget ;) . Meski tersembunyi tapi sangat strategis, hanya 5 menit dari kampus MEP UGM. Ndak mikir lama, deal! Uh, Thanks God – dan sodara inilah yang ketiga- it’s Happy Ending.

(bersambung)

PS : Ketika sign biaya kos, saya langsung ingat kalo sign ini pun adalah pernyataan utang sekantung kresek gorengan ;)