”Hai”. Sebisa mungkin aku (terlihat) tenang. Sia-sia. Suaraku tidak bisa berbohong.
”Apa kabar?”jawabnya ringan, sambil menjabat erat tanganku-yang aku yakin lebih dingin dari biasanya.
Selain beberapa uban yang nampak menghiasi. Tidak ada yang berubah-darinya. Masih sama. Senyumnya masih sama. Senyum yang bertahun-tahun lamanya membuatku kesulitan untuk tidak selalu mengingatnya. Sorot matanya. Masih selembut yang dulu.
Dia masih seperti yang dulu. (dan) Aku masih mengaguminya-sampai sekarang.
No comments:
Post a Comment