(Tulisan ini
seharusnya rilis di Bulan Mei, namun demi menjaga ”stok” biar tetap terlihat
produktif di tiap bulannya, maka .. ya
begitulah :D)
Mei 2012, tepat
3 tahun saya berganti pekerjaan. Dari buruh media menjadi pelayan publik. Meskipun
sudah cukup lama, namun sampai saat ini, ketika bertemu dengan kenalan –dan terutama-
kerabat, saya (masih) sering ditanya, ”Enak
mana (dengan tempat lama)?”.
Jawaban saya,
selalu standar, ”Apanya dulu?” Buat saya, kedua pekerjaan ini memang tidak ”apple to apple” untuk dipersandingkan. Ada
banyak hal (yang berbeda), namun yang sangat kelihatan adalah ”culture.”
Saya sudah memilih
untuk berkhidmat pada karya dan berhenti memperbandingkan. Menjadi pelayan publik adalah the path that i’ve been choosing. Apa
yang enak ketika dulu menjadi buruh media –gaji dan bonus, misalnya, hiks - adalah masa lalu yang tidak lagi saya
kenang dengan rasa haru biru. Sekarang, saya memilih untuk menikmati setiap
yang pahit sama ikhlasnya ketika menikmati setiap yang manis. Enjoy every single day.
Saya –dalam usia
31 tahun- adalah person yang
beruntung, karena diberi kesempatan ALLAH SWT pernah bekerja pada beberapa
pekerjaan yang berbeda kutub dengan pekerjaan sekarang: sebagai Konsultan Jasa (yang
kerjanya menjadi partner Pemerintah
dalam penyusunan pekerjaan jasa konsultansi) dan sebagai buruh media (yang
seringkali ditempatkan sebagai mitra kritis pemerintah).
Kesempatan yang
ALLAH SWT berikan tersebut saya maknai sebagai kasih dan anugerah-Nya. Kedua pekerjaan
saya di masa lalu adalah pengaya hidup, untuk (menjadi) manusia yang lebih baik
dan bermanfaat (bagi diri, keluarga dan sesama manusia). Seperti sabda Baginda
Rosul Muhammad saw, ”Khoirunnas Anfa’uhum
Linnaas.”
No comments:
Post a Comment