Wednesday, September 23, 2020

belajar bersyukur

Lebih dari 2 dasawarsa tidak berjumpa, nyaris tak ada yg berubah darinya. Kami, teman satu SMP. Bukan teman dekat, jika pertemanan itu diartikan dengan luntang-luntung bareng ato sekedar nongkrong selepas sekolah. Kami dekat karena dia adalah tandem di lapangan bola.


Jagong, ditemani kopi, sore itu, mengajarkan kepadaku bahwa ada banyak hal yg patut untuk disyukuri. Jagong kami mengingatkanku pada cerita kertas putih yang terkena noktah kecil. Aku terlalu fokus pada noktah, sementara dia melihat lebih banyak bagian yg putih bersih. 

Aku, belajar banyak darinya. Terima kasih kawan.

No comments: