Thursday, June 14, 2007

Road to You

Malam 1
Telepon dua(TD, bukan punyaku): “Perhatianmu lebih dari teman, perlakuanmu lebih dari preman, katamu aku teman tapi mesra,padahal aku teman tapi ngarep, TTN, project pop..huehehe..lucu yach..”
Telepon satu (TS, punya aku): ”Ngga’ Ah, Ngga mau denger yang lain. Maunya cuman Cinta Begini-nya Tangga”
TD: ”halah..mellow banget, nek aku dadi Astuti meh tak jawab nggo ’Percayalah-Ecoutez’...Nangis rak kw!
TS: ”Mbok jangan...Masak cinta tak harus miliki. Gimana kalo Bertahan-nya Rama?”
TD: ”??? The song isnt on my list..:p I’m sorry, I didn’t mean to to hurt my little girl..so goodnight..goodnight..maroon5”
TS: “Lihat aku di sini, kaulukai hati dan perasaan ini…meski, kau terus sakiti aku, cinta ini, akan selalu memaafkan (Rama). hehehe..gutnet”
TD: ”Oh..yang itu..But sometimes, sorry seems to be the hardest word..halah..bagaimanapun tidak ada yang mengalahkan indahnya Nyidam Sari. Hahahaha..luv it very much!”

Hahahaha...lutju banget yach. Obrolan kok ya kayak pamer-pameran penguasaan materi lagu. ”Tapi kamu emang lucu kok, nggemesin lagi,” kata telepon satu ke aku (ehm..ehm.. aseli mbak, mas..yang ini aku ga nyogok telepon satu, aku cuma bilang,”Aku sih ngga ngarep lu muji gue, cuman kalo lu muji gue, malam ini lu ndak jadi gue matiin”. Jadi, kayaknya sih, ini ungkapan jujur dari telepon satu, jadi lagi, ngga usah disenyumin yang tidak manis, OK!)

Malam 1+
TS: ”Jiwa2 kosong terlelap dalam pelukan fana dunia. Jiwa2 kelelahan berlarian mencari Tuhan. Save My Last Dance to Me menyadarkanku di tengah keramaian Fatmawati. Hmm..sepertinya Juice dan CapCay, cukup menyegarkan :D “
TD: “Jadi..kamu makan Capcay, minum Juice di Fatmawati, gituh?”
TS: “tuing..tuing..”

Hahaha..terkadang memang harus ngomong to the point ya, untuk ngungkapin rasa yang sedang dirasa.

Malam 1++
TS: ”malam jeng…rasanya senang sekali bisa menuliskan ini, aku melihat senyuman, tergurat cahaya luna disebalik ranting”
TD: ”wis bengi!”

”Mas..mas takasi penataran ulang ya! Pelajaran #1 : jangan pernah deket2 ama perempuan kalo lagi sensi!” sungut telepon satu ke aku, sesudah aku memakainya sebagai tameng, ketika menerima reply tidak sesuai dengan perkiraan seperti...ya, kayak yang tadi itu lah.
”Tahunya (dia sensi ato ga?)?”, tanyaku polos.
”Tanya Dunk! Ingat, dan ini pelajaran #2: Malu bertanya, sesat dijalan!” katanya enteng.
”???????...!”

Malam 1+ & +
TS: ”malam jeng..di sini daun basah. aroma tanah tercium jelas. bayu malam memelukku dalam-dalam. gerimis menepati janji, turun satu-satu. aku baru saja pulang...”
TD: ”ya sudah, mandi. Jangan lupa kramas, biar ngga masuk angin!”

”Duh , gusti...ini perempuan, hatinya terbuat dari apa ya?”

Malam +++....+
TS: ” Kenapa kau padamkan lampu teras? Sementara langit senja beranjak gelap? Aih..semoga kau ga kenapa-napa di kegelapan sana..”
TD: ”Lhoh, kamu habis dari rumahku ya?"


”Argggggg...h!” teriakku sambil menjambak kepalaku yang gundul
”Batu mas, hatinya dari batu!” ujar telepon satu enteng

Malam +++....+ & +++
TS: ” di ujung asaku, menjumpaimu. rasanya takkan teraih. hanya bunga tidur, sepertinya, pelepas rindu”
TD: ”Duh, akyu banget..z!”


”Air mas. Air...!” sela telepon satu
”Air, air. Emang asongan!” sahutku sinis
“Bukan..maksud aku, batu kalo kena air bakalan bolong juga,” jawabnya sok wise
“Hehehe…pinter lu!” ujarku seraya menaruhnya di atas bufet
“Yes! Thanks God! KAMU Baee….k deh!” teriakku dalam hati

No comments: