Monday, January 21, 2008

dark side #2: telenovela

Ini kisah dua manusia, Pram dan Sabrina. Berjumpa di bangku kuliah ketika Pram masuk semester 5 dan Sabrina..dia baru saja jadi mahasiswi. Sebulan berkenalan, Pram mulai mengenalkan arti cinta (pertama) pada Sabrina, dan Sabrina mengenalkan pada Pram bagaimana seharusnya mencinta.

Dua tahun berjalan, Pram dan Sabrina, menjadi sepasang kekasih. Semua kelihatannya sempurna, hingga di sebuah senja..
Pram: Sab, maaf ya kita ga bisa jalan terus
Sabrina: hah...?!
Pram: Iya, Sab, sepertinya kita harus break
Sabrina: kenapa?
Pram: ada perempuan lain
Sabrina: (tak ada suara, hanya tangis lirih)
Pram: maaf...

Dua hari berikutnya, Sabrina melihat Deena memeluk Pram, melaju di atas sepeda motor.

Di ruang tamu Kos Deena, di malam sebelumnya:
Deena: kamu yakin Pram?
Pram: iya, please bantuin aku ya? Hanya ini caranya agar Sabrina mau putus dariku
Deena: Pram..Pram...kamu memang aneh!
Pram: Dia terlalu baik Dee, aku takut tidak bisa membahagiakannya
Deena: Tapi Pram, Sabrina tau masalah kamu?
Pram: (menggeleng)
Deena: Pram, Pram, Tak kasihankah kau padanya?
Pram: Justru karena aku kasihan dan mencintainya, maka aku menjauhinya
Deena: Terserah kamulah... OK, tapi just one day ya..
Pram: Thanks ya. I owe you much..

Tiga hari selanjutnya, di sore yang mendung, di kamar kos-nya, Pram sedang menikmati secangkir kopi, ketika sms Sabrina datang,”Make it Clear. Kutunggu di Kos sekarang..” .

Mendung menjadi hujan ketika Pram sampai di ruang tamu Kos Sabrina,
Sabrina: Jadi...
Pram: Iya..
Sabrina: Kamu kenapa sih?
Pram: Ngga papa. Aku hanya jatuh cinta lagi. Maaf...
Sabrina: Deena ya?
Pram: (mengangguk)
Sabrina: Sejak kapan?
Pram: Ngga tau, semuanya tiba-tiba
Sabrina: Tapi aku...aku ada salah kah? (terdengar mulai menahan isak)
Pram: Kamu ga salah. Aku yang salah, karena jatuh cinta lagi. Maaf ya Sab, aku tau aku egois sekali, tapi aku ga bisa bo’ong, aku jatuh cinta.
(hujan turun semakin deras, Pram dan Sabrina terpaku dalam diam)
Pram: Sepertinya aku mesti pulang. Maaf...
Sabrina: (menahan tangis) semoga kamu bahagia..

[kau sempat ucapkan pisah
saat kuberanjak pergi
tapi perasaanku tak berpaling darimu

tahukah kamu
semalam tadi
aku menangis
mengingatmu, mengenangmu (menangis malam, audy)]


Di teras kos Sabrina, di bawah hujan, Pram mendesah lirih, ”Semoga kamu bahagia Sab. Maaf ya..”

[dan
perlahan kau pun
lupakan aku mimpi buruk mu
dimana telah ku tancapkan duri tajam
kau pun menangis menangis sedih
maafkan aku

dan
bukan maksud ku
bukan ingin ku melukaimu
sadarkah kau di sini ku pun terluka
melupakanmu, menepikanmu
maafkan aku (dan, sheila on 7)]


Hujan turun semakin lebat, mengantar perpisahan Pram dan Sabrina

Waktu berputar, 2 tahun berlalu.
Di sebuah cafe, Pram menatap lekat Kezia
Pram: Maaf Ya..
Kezia: Kenapa sih Pram? Aku salah apa?
Pram: Kamu ga salah. Aku kok masalahnya
Kezia: Ngomong dong!
Pram: Aku ga cukup yakin dengan hubungan ini
Kezia: Kenapa?? Oh...Siapa namanya? (suaranya meninggi)
Pram: Ngga ada siapa-siapa. Like I Said, aku ga cukup yakin dengan hubungan ini
Kezia: Iya, tapi kenapa?
Pram: Maaf Kez, aku ngga tau kenapa. Tapi itu yang kurasa. Maaf...

Pram beranjak dari kursinya, meninggalkan Kezia yang terisak. ”Maaf Kez, kamu terlalu baik untukku. Aku tidak cukup yakin bisa membahagiakan kamu,” lirih batin Pram

Malam beranjak larut, ujung jari Pram menekan sebuah nomor
(sebentar, terdengar suara John Mayer):

you want love?
we'll make it
swimming a deep sea of blankets
take all your big plans and break 'em
this is bound to be a while
your body is a wonderland
your body is a wonder (i'll use my hands)
your body is a wonderland
damn baby
you frustrate me
i know you're mine all mine all mine
but you look so good it hurts sometimes (your body is wonderland, JM)


Dee: Iya Pram. Ini jam 12 kangmas..!
Pram: hehehe..sorry ganggu
Dee: Alah..Bukan sekali ini kan kamu ganggu aku, kenapa lagi?
Pram: Kezia..
Dee: Jangan bilang kalo kamu putusin dia gara-gara stupid thing kayak Sabrina dulu?
Pram: Sepertinya ...
Dee: Pram..Pram..gini deh, duh, mesti berapa kali sih?!
Pram: Sorry ya!
Dee: Ya sudah, kamu tidur sana. Besok, meet me di Cafe Becak, lunch time OK.
(klik dan telpon pun terputus)

Dee sudah bersiap meneruskan tidurnya ketika Pram mengirim sms, ” Bingung Dee. Ketakutan itu...datang dan datang terus.. Aku takut kalo dalam perjalanan kami selanjutnya aku akan melukainya, membuatnya menangis...”
(”Fyuh...,” Pram menarik napas berat).
Di seberang, Dee menekan HP. Sebuah sms terkirim,”Yaa... Pram, trust me, ketakutanmu itu sungguh-sungguh ga beralasan.. Nite. CU tomorrow

6 purnama setelah itu
Pram baru saja pulang dari menikmati secangkir coffe latte hangat bersama rekan-rekan kerjanya, ketika sebuah sms datang: ”Pram, doain aku ya, lusa aku menikah. Kuharap kamu bisa datang-Sabrina”
(Malam itu, sesak napas menyerang Pram...)

Pagi, matahari bersinar cerah ketika Pram menekan sebuah nomor yang sudah 2.5 tahun tidak ditekannya
Pram: Halo, Sabrina? (nada gugup terdengar jelas)
Sabrina: Hai..Pram. Apa kabar?
Pram: Baik. Maaf ya, sepertinya tidak bisa datang
Sabrina: ga papa kok, yang penting doa restunya
Pram: Iyalah. Ohya, siapa lelaki yang beruntung itu?
Sabrina: Oh..Namanya Ken. Hanya lelaki biasa. Ngga kayak Pram yang melegenda. Hahaha
Pram: hehehe..bisa aja. Ehm..Sab..ehm..
Sabrina: Iya..
Pram: Maaf ya, karena pernah nyakitin kamu
Sabrina: Sudahlah Pram...(nadanya melemah)
Pram: I really sorry. Aku jahat banget ya
Sabrina: udahlah..oh ya gimana kabar Deena?
Pram: Oh, dia sekarang di Makassar
Sabrina: Kamu...maaf..masih??
Pram: Deena? Sudah ngga...(lirih)
Sabrina: Maaf ya..
Pram: Ga papa..ya sudahlah..Met berbahagia ya...
Sabrina: makasih ya...
(dan klik, telpon pun terputus)
(Pram tercenung, ”Maaf ya Sab, untuk semuanya. Semoga kamu bahagia, selalu!”)
(diujung yang berbeda Sabrina menangis lirih, ”Semoga ada kehidupan kedua untuk kita, ya Pram!”)

Day passing day, setahun lewat
Pram masih menikmati sinar matahari pagi yang menembus dinding kaca kantornya ketika telponnya berdering
Pram: Duh, siapa ya? (di layar Hp, terlihat sebuah nomor +62813xx)
+62813xx :Halo, Pram?
Pram: Iya, siapa ya?
+62813xx: Sabrina, Pram!
Pram: Ya Allah. Apa kabar?
+62813xx: Baik. Gimana, kamu udah merit belum?
Pram: Yailah, kamu Sab. Lama ngga nelpon, sekalinya nelpon tanya kapan kawin? Ndak ada yang lain apa?
+62813xx: hihihi...sorry, sorry..Gimana, kamu baik kan?
Pram: Cerah banget, secerah matahari. Hahaha
+62813xx: hahaha..eh, mo kasih tau, kapan maen ke Bali? Ada ponakan yang nunggu lho?
Pram: Hah, udah punya anak? Berapa bulan? Sapa namanya? Kok baru kasih tau?
+62813xx: hehehe...baru 1 bulan, perempuan. Eyangnya kasih nama: Gischa Kanahaya
.....(dialog terus berlanjut)
Pram: Eh, maaf ya Sab. Aku mesti do something
+62813xx: Oh ya, ndak papa. Ok, gutlak ya. Bye. Jangan lupa buruan kawin. Hahahahaha
(dan klik, Pram menutup telpon, ”Terima kasih Tuhan, sepertinya dia telah bahagia”)

Untuk sesaat, Pram terdiam. Tak sadar ditekannya nomor Deena. Di sana terdengar:

aku mau mendampingi dirimu
aku mau cintai kekuranganmu
selalu bersedia bahagiakanmu
apapun terjadi
kujanjikan aku ada (aku mau, once)

Batin Pram bergolak, ”Apakah memang ini jalanku. Meninggalkan orang-orang yang kusayangi, agar mereka bisa (lebih) bahagia?”
(Thanks to: "Mamanya" Raka, Pram & Sabrin karena dah kasih ijin pinjam nama :D )

No comments: