Wednesday, December 24, 2008

sahabat

Yakinlah, bukan hal yang mudah untuk menemukan atau menjadi sahabat, terlebih dengan embel-embel sejati. Dalam perspektif saya, sahabat itu teman yang lebih dari sekedar teman. Pada sahabat, saya bisa cerita, dengan tanpa ada sehela napas pun keraguan, dari hal yang remeh temeh sampai hal -yang sifatnya- rahasia. Dengan sahabat, saya bebas untuk membagi air mata bahagia dan tawa duka, tanpa takut di-cap sebagai lelaki cengeng.

Sahabat itu orang hebat. Ngga kudu jadi problems solver tapi dia mau ndengerin curhatan saya dengan sepenuh hati. Menasihati/memberi saran tanpa tiada maksud menggurui.

Untuk sesaat tadi, saya sempat berpikir untuk segera mengakhiri tulisan ini dan menulis di akhir coretan: ”Maukah Anda menjadi Sahabat Saya?.”

Tapi, sesaat selanjutnya, saya sadar bahwa, ibarat pedang, sahabat (dan persahabatan) itu lahir dari proses (penempaan) yang panjang. Ada panas, keringat dan sakit yang mewarnai proses ”pembuatannya”. Sahabat tidak harus selalu membahagiakan, memuaskan, ataupun mendukung. Ungkapan, ”Right or Wrong, You’re My Man” tidak ada dalam kamusnya. Dia tidak ragu ”menyakiti,” ”mengecewakan” dan memilih berpisah arah. Asalkan itu adalah proses menjadi lebih baik dan kebaikan.

Dengan syarat yang tidak gampang dan proses yang tidak singkat itulah plus –dan ini yang paling memberatkan- personality saya yang didominasi ”unsur negatif,” tidak heran kalo daftar sahabat saya sangat sedikit. Dan inilah ”A Few Good Man” itu:
.......
.......
Fyuh, maaf saya tidak bisa menuliskannya, karena tempat mereka bukan di sini, tapi di HATI.

No comments: