Ceritanya, abis mid test hari pertama, pulang kos mau
tidur siang buat ngumpulin amunisi begadang malemnya. Planning-nya, ketemu dengan dia dalam mimpi. Pengeeeen banget!. Tapi dalam satu setengah jam tidur siang ini, sigh...ga ada dia, yang ada malah, jika:
expenditure pemerintah naik, maka implikasinya
terhadap tabungan, investasi, kurs, bla..bla....
dan kurva-kurva itu pun bersliweran. Hih!
Ini pasti gara-gara mid test. Uhm,, lagi mikir, UGM ada buka beasiswa M.Ec.Dev tapi yang Honoris Causa ga ya?
Kalo ada, tak ndaftar wis. Biar ga pake ujian gitu, maksudnya ;)
Tapi, Alhamdulillah.
Kira-kira sepeminuman teh (apa..coba! :D), selepas tidur, mood membaik. Di radio, terdengar lagu Cinta Sejati –OST. Habibie &
Ainun. Automatically, senyum
mengembang: teringat pada si penyanyi-nya. Dan ijinkanlah saya men-share kembali tulisan lama, yang pernah
saya post, tapi lupa dimana...
---
MODE Orang Gila Hutan Lindung di Serial
Unyil ON
Akhirnya aku electrified!
Lebih dari yang kemaren-kemaren.
Perempuan satu ini, cuantik luar biasa. Tanktop merah dan celana pendek
berbahan denim itu semakin meneguhkan kecantikannya. Kulitnya putih dan bersih, menebarkan aroma wangi yang
bisa terbawa ke mimpi. Senyum manisnya
seakan menelan segala bentuk kepahitan hidup. Perempuan ini, dia benar-benar aphrodite
yang ngejawantah dalam wujud manusia.
Aku electrified!
Lebih dari yang kemaren-kemaren. Perempuan satu ini, berbakat luar biasa.
Aktingnya? Two thumbs up! Suaranya? Aduh..duh..bikin tergopoh-gopoh. Perempuan
ini, dia seperti bukan manusia. Terlalu sempurna!
Nasib
mempertemukan kami, kemaren. Bersentuhan kulit tanpa sengaja di ujung lorong
Studio 2. Andaikan boleh aku meminta pada Tuhan, maka aku akan minta agar
detik-detik pertemuan kami di-slow motion dan di-rewind.
Semalam, aku
bermimpi bertemu dengannya. Dia bernyanyi untukku. Hanya untukku, begini
baitnya:
taqi..taqi..
jantungku berdebar tiap kuingat
dirimu
...
kau tak sempat tanyakan aku
cinta kah aku padamu
tiap kali, aku berlutut
aku berdoa
suatu saat kau bisa cinta padaku
... (BCL edited version)
hua..hua..hua :)
(lagiSenyumSenyumSendiri)
---
Sekarang,
uda jarang banget liat doi, even di
TV. Terakhir liat doi maen jadi Ainun, di Film Habibie & Ainun. Ada beberapa
scene yang saya suka di Film ini.
1.
Ketika Aiunun muda menerangkan
tentang warna biru pada langit. Mengingatkan pada pelajaran Fisika di SMA. Ini
dialognya (kurang lebih):
“Cahaya itu gelombang. Merah, kuning, orange itu gelombang panjang. Biru itu gelombang pendek. Dan atmosfer
itu satu frekuensi dengan gelombang pendek….jadi atmosfer itu menahan dan
menghamburkan warna biru di langit. Itu kenapa langit berwarna biru…”
(Bener-bener persis plek dengan apa yang saya ingat ketika
belajar gelombang di masa persiapan Olimpiade Fisika SMA).
2. Scene ketika Habibie memutuskan untuk pulang ke Indonesia.
“Saya sudah bersumpah!”
(Sumpah yang mengingatkan saya pada keinginan untuk membuat
Jepara, tempat kelahiran saya, menjadi lebih baik. Keinginan yang selalu dan
terus saya pupuk dan lafalkan, terutama ketika dilanda kegelisahan dan
keinginan untuk pergi dan mundur sebagai birokrat).
3. Dialog di toilet. Guyonan satire tentang pesawat made
in Indonesia, “Ga usah ditembak, entar juga jatuh sendiri!”
(Hiks…pait brur…)
Tapi,
dari semuanya, yang paling jos markojos, sip markusip, top markotop adalah scene ketika Ainun menoleh, di pertemuan
pertama dengan Habibie. Dia cantik sekali. Bener-bener “gula pasir”. Sempurna!
So,
uhm…terlalu ngarep ga ya, kalo malem
ini saya mimpi ketemu “Si Ainun” ini? :D
PS. Ketika menulis ini, saya mendapat
whatsapp, ada Sendratari Yinchuan di Taman Budaya Jogja. Jadi pengen nonton,
tapi mid test-ku piye? :(
No comments:
Post a Comment